Marsma TNI Bambang Juniar Djatmiko, S.Sos., M.M., lahir di Jakarta 5 Juni 1972. Diterima sebagai Calon Prajurit Taruna dan dilantik oleh Presiden RI sebagai Letda pada tahun tahun 1994. Selanjutnya mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang dan diwisuda (Wing Day) sebagai Penerbang pada tahun 1996. Selanjutnya Sekkau Tahun 2003, Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) tahun 2005. Kemudian Seskoau tahun 2008. Lulus Sesko TNI tahun 2017. Pada tanggal 1 April 2024 dilantik menjadi Komandan Lanud Adi Soemarmo sampai sekarang
Melaksanakan Pembinaan Dan Pengoperasian Pendidikan Seluruh Satuan Dalam Jajarannya Dan Pembinaan Minat Kedirgantaraan Serta Mendukung Kegiatan Operasional Udara.
VISI :
Mewujudkan Lanud Adi Soemarmo Sebagai Lanud Penyelenggara Opersional Pendidikan Yang Mengutamakan Kualitas Hasil Didik, Mampu Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Operasi Udara Dan Mampu Meningkatkan Minat Kedirgantaraan.
MISI :
Lanud Adi Soemarmo yang terletak 11 km sebelah barat kota Surakarta pada awalnya merupakan lapangan terbang darurat yang dibangun tahun 1940. Dengan datangnya tentara Jepang tahun 1942 landasan tersebut digunakan sebagai basis militer penerbangan tentara jepang, maka dibangunlah landasan, bangunan-bangunan untuk kantor, asrama, gudang, dapur, menara dan hanggar.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) Colomadu dan Badan Perjuangan mengadakan perundingan dengan Komandan Butai Panasan. Hasil dari perundingan tersebut menghasilkan keputusan berupa pengosongan oleh tentara jepang.
Dengan penyerahan lapangan terbang panasan kepada pihak Badan Perjuangan Panasan merupakan beban yang tidak ringan. Kegiatan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan penerbangan Surakarta yang dibentuk tanggal 6 Pebruari 1946. Peresmian tersebut diramaikan dengan demonstrasi penerbangan dan Joy Flight dengan pesawat-pesawat yang didatangkan dari Yogyakarta. Organisasi ini merupakan cikal bakal lahirnya pangkalan udara panasan.
Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi organisasi ketentaraan di Indonesia menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), jawatan penerbangan lebur menjadi satu yaitu TRI Angkatan Udara. Pada bulan Mei 1946 telah datang pesawat Cureng dari markas tertinggi TRI Angkatan Udara di Yogyakarta yang membawa rombongan KSAU Komodor Udara Suryadi Suryadarma, wakil KSAU Komodor Udara R. Sukarnaen Martodisumo dan Prof. DR. Abdul Rachman Saleh. Maksud kedatangan rombongan tersebut untuk menerima penyerahan penerbangan Surakarta dari Divisi IV Surakarta yang terdiri dari Kolonel Sutarto, Letkol Mursito dan Letkol Sudibyo. Secara resmi Penerbangan Surakarta menjadi Pangkalan Udara Panasan yang merupakan integral dari Angkatan Udara. Sebagai Komandan Pangkalan Udara Panasan dijabat oleh Opsir Muda Udara I Soeyono, Opsir Muda Udara II Ali Sutopo sebagai wakil dan Opsir Muda Udara III Sartolo sebagai Kegartier Master.
Tanggal 16 Maret 1959 merupakan lembaran baru bagi Pangkalan Angkatan Udara Panasan (Detasemen AU Panasan) yang telah ikut aktif mendukung pembangunan dalam pendidikan anggota TNI AU. Detasemen AU Panasan membuka pendidkan Depot Batalyon Calon Prajurit (Caper) angkatan pertama.
Berdasarkan Surat Keputusan KASAU Nomor : 306 tanggal 19 September 1959 terhitung mulai 1 September 1959 Depot Batalyon Calon Prajurit ditetapkan menjadi Pusat Pendidikan Kemiliteran Angkatan Udara (PPKAU) yang berkedudukan di Pangkalan Angkatan Udara Panasan. Pendidikan Calon Prajurit Angkatan ke-2 dibuka tanggal 28 September 1959, selanjutnya Pendidikan Sekolah Dasar Perwira (SEDASPA) dibuka tanggal 18 Januari 1960. Tempat pendidikan tersebut mempunyai motto “ Mendidik dan membangun atau membangun dan mendidik” yang bermakna untuk menggembleng personel Angkatan Udara yang berkualitas, bermental baja dan berdisiplin tinggi. Salah satu Alumnus PPKAU adalah Marsekal TNI Rilo Pambudi (mantan KSAU).
PPKAU yang merupakan pusat pendidikan Angkatan Udara, pada tanggal 27 Juni 1965 diresmikan oleh Menteri/Panglima Angkatan Udara menjadi Wing Pendidikan (Wingdik) Pangkalan Angkatan Udara Panasan dijabat oleh Kolonel Udara Suyoto sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Udara Panasan. Wingdik 4 membawahi 3 Kesatuan Pendidikan yaitu : Kesatuan Pendidikan 010, Kesatuan Pendidikan 011 dan Kesatuan Pendidikan 004. Wing Pendidikan 4 tidak hanya mendidik anggota-anggota TNI AU, tetapi juga tempat penggemblengan para sarjana untuk menjadi militer.
Sejalan dengan kemajuan sistem manajemen dan penyempurnaan Organisasi TNI AU, maka mutlak diperlukan adanya pemisahan wewenang, fungsi, tugas dan tanggung jawab antara Wing Pendidikan 4 dengan Pangkalan Angkatan Udara Panasan. Berdasarkan radiogram No :165 tanggal 11 Juni 1966 dilaksanakan pemisahan dan sekaligus diadakan penggantian Komandan dari Kolonel Udara Suyoto kepada Mayor Udara Parjaman berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Pangau No :54/Pers-MP/1966 tanggal 17 Mei 1966. Wing Pendidikan 4 hanya mempunyai wewenang fungsi, tugas dan tanggung jawab dibidang pendidikan, sedangkan tugas mengurus pemeliharaan/perawatan kesatuan menjadi tugas dan tanggung jawab Pangkalan.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan KASAU No : Skep/07/VIII/1977 tanggal 25 Juli 1977 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Angkatan Udara Panasan berubah nama menjadi Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo. Sebagai Komandan Lanuma Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Suharjo.
Nama Adi Soemarmo diambil dari nama seorang tokoh TNI AU yang gugur dalam peristiwa 29 Juli 1947. Pesawat Dacota VT CLA yang membawa obat-obatan sumbangan dari palang merah internasional telah ditembak oleh pesawat pemburu Belanda Kitty Hawk. Pesawat tersebut jatuh didaerah Ngoto Yogyakarta. Tewas dalam pesawat tersebut selain Adi Soemarmo juga Komodor Muda Udara Adi Sutjipto dan Komodor Udara Abdul Rachman Saleh.
Pada tahun 1985 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo dilikuidasi menjadi Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo. Tugas pokoknya sebagai penyelenggara pendidikan calon prajurit TNI AU maupun Sekolah Pembentukan dan Kejuruan. Disamping penyelenggara pendidikan Prajurit dan calon Prajurit TNI AU Lanud Adi Soemarmo juga melaksanakan tugas-tugas operasi dan Pertahanan Pangkalan.
LANUD ADI SOEMARMO SEBAGAI KAWAH CANDRADIMUKA BAGI PRAJURIT ANGKATAN UDARA
Lanud Adi Soemarmo melaksanakan fungsi dan kegiatannya sebagai tempat pendidikan TNI Angkatan Udara yang mewakili lembaga pendidikan, antara lain :
Pada waktu Komandan Lanud Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Surya Dharma S.IP (1999) terdapat perubahan nama dan tambahan pada lembaga-lembaga pendidikan. Berdasarkan Surat Keputusan KSAU No: Skep/4/III/1999 Lanud Adi Soemarmo membawahi 5 Skadron Pendidikan (Skadik), yaitu Skaron Pendidikan 401, Skadron Pendidikan 402, Skadron Pendidikan 403, Skadron Pendidikan 404 dan Skadron Pendidikan 405
Skadron Pendidikan (Skadik) 401
Tugas dan fungsinya mendidik siswa calon Perwira dan Ikatan Dinas Pendek (IDP)/ sekarang Pendidikan Sekolah Dinas Pendek (PSDP) Penerbang TNI/POLRI. Perubahan nama dari Secapa menjadi Skadik 401 menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) yang dulu disebut Secapa. Pendidikan tersebut diikuti oleh Bintara yang memenuhi syarat akademik maupun fisik untuk menjadi seorang perwira. Lembaga ini diharapkan mampu mencetak perwira yang mempunyai kepribadian, kecakapan dan kemampuan serta kondisi fisik yang memadai untuk kebutuhan organisasi TNI AU.
Selain mendidik siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa), Skadik 401 juga menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Dinas Pendek Penerbang TNI/Polri. Sasaran pendidikan tersebut adalah mencetak Prajurit yang memiliki kepribadian Sapta Marga dan berideologi Pancasila, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan, serta mempunyai kesemaptaan jasmani.
Skadik 401 juga menyelenggarakan Suspainskemil (Kursus Perwira Instruktur Kemiliteran) yang bertujuan membekali calon instruktur militer yang siap mengawaki lembaga – lembaga pendidikan di lingkungan TNI AU
Skadron pendidikan (Skadik) 402
Merupakan lembaga pendidikan yang tugas dan fungsinya mendidik siswa sekolah dasar kecabangan Paskhas dan Provost TNI AU. Perkembangan selanjutnya terjadi bulan Maret 2002 dimana skadik 402 menjadi penyelenggara pendidikan radar yang meliputi Sekolah Kejuruan Dasar Pemeliharaan (Sejursahar) Radar Umum, Sekolah Kejuruan Dasar Pemeliharaan (Sejursahar) Radar Darat, Sekolah Lanjutan Tamtama (Sejurlata) Mondar dan Sekolah Kejuruan Dasar Tamtama (Sejursarta) Mondar. Pendidikan tersebut diikuti oleh Bintara dan Tamtama.
Selanjutnya penyelenggaraan pendidikan Sekolah Dasar Kecabangan (Sesarcab) Provost TNI AU yang sekarang menjadi POM TNI AU diselesaikan di Skadik 401, sedangkan Sekolah Dasar (Sesarcab) Paskhas dilaksanakan di Skadik 204 Lanud Sulaiman.
Skadron Pendidikan (Skadik) 403
Menyelenggarakan pendidikan bagi calon prajurit yang berasal dari masyarakat umum maupun dari tamtama TNI AU yang terpilih dan memenuhi syarat. Sekolah- sekolah yang diadakan Skadik 403, yaitu
Skadron Pendidikan (Skadik) 404
Skadik 404 yang sebelumnya barnama Secata (Sekolah Calon Tamtama) merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah Lanud Adi Soemarmo bertugas mendidik calon tamtama TNI AU.
Dalam pelaksanaan tugas operasional pendidikan, Skadik 404 bertujuan membentuk prajurit siswa menjadi prajurit TNI AU yang memiliki kepribadian Sapta Marga dan keterampilan dasar keperajuritan juga mempunyai pengetahuan keterampilan dasar golongan tamtama serta memiliki kemampuan yang memadai.
Skadron Pendidikan (Skadik) 405
Sekolah Kejuruan Pasukan (Sejurpas), Sekolah Kejuruan Jasmani Militer (Sejurjasmil) dan Sekolah Radar Umum tahun 2000 dilikuidasi menjadi skadik 405. Sebagai Komandan dijabat Mayor Pasukan Topo Purwono. Skadik. Pendidikan yang diselenggarakan adalah
Perkembangan situasi menuntut TNI yang Profesional dan efektif. Pendidikan yang di selenggarakan Skadik 405 dipindahkan di Skadik lain. Sekolah Kejuruan Paskhas seluruhnya dipindahkan ke Skadik 204 Lanud Sulaiman Bandung, sedangkan Sekolah Radar Umum dan Radar Darat dipindahkan ke Skadik 402 Lanud Adi Soemarmo.
Perkembangan selanjutnya Skadik 405 lebih memusatkan untuk mendidik para Perwira, Bintara dan Tamtama dibidang kejuruan POM AU dan Jasmani Militer.
Pendidikan yang di laksanakan di Skadik 401,402,403,404,405 di bawah Lanud Adi Soemarmo telah menghasilkan ribuan prajurit TNI AU. Dengan demikian Lanud Adi Soemarmo telah berperan dalam pembangunan Nasional tarutama dibidang pertahanan Negara.
Lanud Adi Soemarmo merupakan pintu gerbang TNI Angkatan Udara dalam pencetakan sumber daya manusia prajurit TNI AU. Di kawah Candradimuka inilah ribuan putra putri terbaik bangsa digembleng dan ditempa menjadi prajurit TNI AU yang berpangkat Tamtama, Bintara bahkan Perwira yang berjiwa Sapta Marga dan senantiasa menepati Sumpah Prajurit.
Terlebih lagi Lanud Adi Soemarmo sebagai Pangkalan Pendidikan yang hampir sembilan puluh persen personel-personel TNI AU merupakan lulusan Lembaga Pendidikan Lanud Adi Soemarmo.Pangkalan TNI Angkatan Udara Adi Soemarmo, disingkat Lanud Smo adalah Pelaksana Pendidikan TNI AU yang berkedudukan langsung di bawah Kodiklatau. Lanud Adisoemarmo bertugas menyelenggarakan pendidikan TNI Angkatan Udara, Operasi Udara dan Pembinaan Potensi Kedirgantaraan.
Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Lanud Smo menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :