Pengunjung Website
Hari Ini: 44,035
Minggu Ini: 202,347
Bulan Ini: 1,704,011
|
Jumlah Pengunjung: 10,568,401

Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala

Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” adalah museum yang digagas oleh TNI Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.[1]

Alamat Museum, Komplek Pangkalan TNI AU Lanud Adisutjipto, Yogyakarta Telp. 0274 – 484 453, Jam Kunjungan: Senin – Minggu 08.30 – 15.00.

Sejarah Museum

Atas gagasan pimpinan TNI AU, maka didirikanlah Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” sebagai tempat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Museum ini telah diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara LaksamanaRoesmin Noerjadin. Awalnya, museum berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Akan tetapi, museum kemudian dipindahkan ke Yogyakarta karena dianggap sebagai tempat penting lahirnya TNI AU dan pusat kegiatan TNI AU. Dengan pertimbangan bahwa koleksi Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”, terutama Alutsista Udara berupa pesawat terbang yang terus berkembang sehingga gedung museum di Kesatrian AKABRI Bagian Udara tidak dapat menampung dan pertimbangan lokasi museum yang sukar dijangkau pengunjung, maka Pimpinan TNI-AU memutuskan untuk memindahkan museum ini lagi.

Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf TNI-AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung ini untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf TNI-AUMarsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” dengan luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 M2.[2]

Koleksi museum

Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai senjata Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano dll.

Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala

Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” adalah museum yang digagas oleh TNI Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.[1]

Alamat Museum, Komplek Pangkalan TNI AU Lanud Adisutjipto, Yogyakarta Telp. 0274 – 484 453, Jam Kunjungan: Senin – Minggu 08.30 – 15.00.

Sejarah Museum

Atas gagasan pimpinan TNI AU, maka didirikanlah Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” sebagai tempat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Museum ini telah diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara LaksamanaRoesmin Noerjadin. Awalnya, museum berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Akan tetapi, museum kemudian dipindahkan ke Yogyakarta karena dianggap sebagai tempat penting lahirnya TNI AU dan pusat kegiatan TNI AU. Dengan pertimbangan bahwa koleksi Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”, terutama Alutsista Udara berupa pesawat terbang yang terus berkembang sehingga gedung museum di Kesatrian AKABRI Bagian Udara tidak dapat menampung dan pertimbangan lokasi museum yang sukar dijangkau pengunjung, maka Pimpinan TNI-AU memutuskan untuk memindahkan museum ini lagi.

Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf TNI-AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung ini untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf TNI-AUMarsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” dengan luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 M2.[2]

Koleksi museum

Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai senjata Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano dll.