Pengunjung Website
Hari Ini: 43,583
Minggu Ini: 201,835
Bulan Ini: 1,703,499
|
Jumlah Pengunjung: 10,567,889

Monumen TKR Jawatan Penerbangan

Lokasi :

Komplek Perkantoran Lanud Adi Sumarmo

Bentuk:

Monumen ini termasuk dalam kelompok jenis Tugu dengan batang tubuh segi enam kerucut yang menopang di atas lapik segi empat bersusun dua mengecil. Pada puncak tugu terpancang seekor burung Garuda merentangkan sayap. Tugu ini berada dalam areal pagar yang bagian belakangnya ada dinding bereliefkan peristiwa sejarahnya.

Peresmian :

Pada tanggal 6 Pebruari 1976 dan secara fisik telah direnovasi kembali, demi pelestariannya dan telah diresmikan kembali tanggal 29 Juli 1982.

Maksud Pembuatan

Sebagai peringatan Lahirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan sebagai cikal bakal TNI Angkatan Udara.

Monumen TKR Jawatan Penerbangan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Repiblik lndonesia yang dicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945, Komite Nasional lndonesia (KNl) Tjolomadu dengan bantuan badan-badan perjuangan yang ada pada waktu itu berhasil melakukan siasat berunding dengan Komandan Butai Pangkalan Udara Panasan. Jalan ini ditempuh karena pada waktu itu kita sama sekali tidak memiliki senjata untuk menghadapi Jepang. Perundingan ini berhasil sukses, selanjutnya disusul pengosongan pangkalan Udara Panasan dengan menyingkirkan tentara Jepang ke Tampir (Boyolali). Dengan vakumnya Pangkalan Udara Panasan maka gedung-gedung yang ada di komplek pangkalan tersebut ditempati BKR Batalion 13, Laskar Rakyat, lPl dan kemudian disusul oleh Resimen MBT.

Konsekwensi dengan diterimanya Lapangan Udara Panasan dari Tentara Jepang berarti kita harus sanggup dan mampu menyelenggarakan aktifitas penerbangan. Guna maksud tersebut Komandan Divisi lV Surakarta Kolonel Sularto pada bulan Oktober 1945 telah berusaha menyelenggarakan aktifitas penerbangan melalui suatu panitia yang diketahui oleh Soejono dengan anggota terdiri dari anggota-anggota penerbangan dan bantuan KNI Tjolomadu. Panitia tersebut diperkuat lagi dengan para ahli teknik yang selama zaman pendudukan Jepang berpengalaman di bidang penerbangan Angkatan Laut di Singapura. Segala sesuatunya dipersiapkan sebaik-baiknya dan baru pada tanggal 1 Desember’1945 Soejono Cs dapat mengadakan peninjauan ke Pangkalan Udara Panasan. Aktifitas penerbangan ini dimanifestasikan dalam bentuk/wadah organisasi yang dinamakan “Penerbangan Surakarta “.

Setelah melaltri proses peningkatan Organisasi dari Badan Keamanan Rakyat, Tentara Keamanan Rakyat, Tentara Keselamatan Rakyat dan akhirnya Tentara Republik lndonesia, maka berdasarkan Penetapan Pemerintah No. 6/5D/1946 tanggal 9 April 1946 Jawatan Penerbangan ditingkatkan menjadi Tentara Republik lndonesia Angkatan Udara sejajar dengan Angkata-angkatan lainnya yang kemudian lazim dikenal dengan sebutan AURI (Angkatan Udara Republik lndonesia).

Monumen TKR Jawatan Penerbangan

Lokasi :

Komplek Perkantoran Lanud Adi Sumarmo

Bentuk:

Monumen ini termasuk dalam kelompok jenis Tugu dengan batang tubuh segi enam kerucut yang menopang di atas lapik segi empat bersusun dua mengecil. Pada puncak tugu terpancang seekor burung Garuda merentangkan sayap. Tugu ini berada dalam areal pagar yang bagian belakangnya ada dinding bereliefkan peristiwa sejarahnya.

Peresmian :

Pada tanggal 6 Pebruari 1976 dan secara fisik telah direnovasi kembali, demi pelestariannya dan telah diresmikan kembali tanggal 29 Juli 1982.

Maksud Pembuatan

Sebagai peringatan Lahirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan sebagai cikal bakal TNI Angkatan Udara.

Monumen TKR Jawatan Penerbangan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Repiblik lndonesia yang dicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945, Komite Nasional lndonesia (KNl) Tjolomadu dengan bantuan badan-badan perjuangan yang ada pada waktu itu berhasil melakukan siasat berunding dengan Komandan Butai Pangkalan Udara Panasan. Jalan ini ditempuh karena pada waktu itu kita sama sekali tidak memiliki senjata untuk menghadapi Jepang. Perundingan ini berhasil sukses, selanjutnya disusul pengosongan pangkalan Udara Panasan dengan menyingkirkan tentara Jepang ke Tampir (Boyolali). Dengan vakumnya Pangkalan Udara Panasan maka gedung-gedung yang ada di komplek pangkalan tersebut ditempati BKR Batalion 13, Laskar Rakyat, lPl dan kemudian disusul oleh Resimen MBT.

Konsekwensi dengan diterimanya Lapangan Udara Panasan dari Tentara Jepang berarti kita harus sanggup dan mampu menyelenggarakan aktifitas penerbangan. Guna maksud tersebut Komandan Divisi lV Surakarta Kolonel Sularto pada bulan Oktober 1945 telah berusaha menyelenggarakan aktifitas penerbangan melalui suatu panitia yang diketahui oleh Soejono dengan anggota terdiri dari anggota-anggota penerbangan dan bantuan KNI Tjolomadu. Panitia tersebut diperkuat lagi dengan para ahli teknik yang selama zaman pendudukan Jepang berpengalaman di bidang penerbangan Angkatan Laut di Singapura. Segala sesuatunya dipersiapkan sebaik-baiknya dan baru pada tanggal 1 Desember’1945 Soejono Cs dapat mengadakan peninjauan ke Pangkalan Udara Panasan. Aktifitas penerbangan ini dimanifestasikan dalam bentuk/wadah organisasi yang dinamakan “Penerbangan Surakarta “.

Setelah melaltri proses peningkatan Organisasi dari Badan Keamanan Rakyat, Tentara Keamanan Rakyat, Tentara Keselamatan Rakyat dan akhirnya Tentara Republik lndonesia, maka berdasarkan Penetapan Pemerintah No. 6/5D/1946 tanggal 9 April 1946 Jawatan Penerbangan ditingkatkan menjadi Tentara Republik lndonesia Angkatan Udara sejajar dengan Angkata-angkatan lainnya yang kemudian lazim dikenal dengan sebutan AURI (Angkatan Udara Republik lndonesia).