Pengunjung Website
Hari Ini: 43,583
Minggu Ini: 201,835
Bulan Ini: 1,703,499
|
Jumlah Pengunjung: 10,567,889

Monumen Perjuangan TNI AU

Pengabadian nilai-nilai kejuangan yang terkandung dalam peristiwa 29 Juli 1947 dalam bentuk monumen diprakarsai oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI R. Soerjadi Soerjadarma. Pembangunan monumen dilaksanakan di lokasi peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, di Desa Jatingarang, kelurahan Tamanan dekat desa Ngoto Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, sebelah tenggara kota Yogyakarta. Monumen yang dibangun berupa tugu yang dicat putih, dengan tinggi 4,5 meter, berbentuk batang tubuh segi enam kerucut yang menopang di atas lapik segi empat bersusun dua mengecil ke atas, di bagian bawah tugu bagian depan dilengkapi bahan granit yang bertuliskan nama-nama korban yang gugur pada peristiwa tersebut. Pada puncak tugu terpancang seekor burung Garuda merentangkan sayapnya. Area sekitar tugu dikelilingi pagar yang terbuat dari bambu. Pembangunan tugu diresmikan pada tanggal 1 Maret 1948. yang kemudian dikenal dengan nama Monumen “Ngoto” atau Tugu “Ngoto”.

Pada tahun 1981, mengingat lokasi Monumen “Ngoto” terlalu sempit untuk pelaksanaan kegiatan ziarah, maka Marsekal Ashadi Tjahjadi yang ketika itu menjabat sebagai Kasau melaksanakan pemugaran monumen. Pemugaran dilaksanakan dengan memperluas area sekitar monumen dan memugar tembok yang mengelilingi tugu sehingga keberadaan tugu menyatu dengan area sekitarnya. Untuk melengkapi Monumen “Ngoto” dibangun prasasti yang bertuliskan peristiwa penembakan pesawat Dakota VT-CLA lengkap dengan nama ketiga tokoh TNI AU yang turut gugur dalam peristiwa tersebut. Prasati dibangun sebagai latar belakang tugu. Selain itu, area tugu dilengkapi pula dengan taman kecil, tanah yang beralaskan rumput tempat pijakan ziarah diubah dengan diberi lapisan dari bata merah. Kemudian pagar bambu yang mengelilingi area sekitar tugu yang digunakan sebagai tempat ziarah diubah menjadi pagar tembok yang kokoh. Peresmian pemugaran monumen dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 1981 oleh Marsekal Ashadi Tjahjadi.

Pada awal tahun 2000, berdasarkan instruksi Kasau, Marsekal TNI Hanafie Asnan, Monumen “Ngoto” dipugar secara besar-besaran area lokasi monumen diperluas hingga menjadi 9.473 m2. Pemugaran yang dilaksanakan meliputi; enovasi tugu, pembangunan relief, pembanguna plaza, lapangan upacara, pembangunan pringgitan, pembangunan area pemakaman, perkantoran, dan fasilitas umum.

Bersamaan dengan peresmian pemugaran monumen yang dilaksanakan oleh Marsekal TNI Hanfie Asnan pada tanggal 17 Juli 2000, berdasarkan Surat Keputusan Kasau No. Skep /78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000, Monumen “Ngoto” secara resmi diubah menjadi Monumen “Perjuangan TNI AU”.

Pada tahun 2006 atas prakarsa Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Herman Prayitno, area monumen “Perjuangan TNI AU dilengkapi dengan Replika ekor pesawat Dakota VT-CLA. Peletakan replika ekor pesawat Dakota VT-CLA diresmikan pada tanggal 28 Juli 2006. Dengan adanya penambahan replika pesawat tersebut, kini keberadaan Monumen “Perjuangan TNI AU” semakin utuh memvisualisasikan peristiwa bersejarah 29 Juli 1947.

Keberadaan Monumen “Perjuangan TNI AU” yang secara utuh menggambarkan peristiwa sejarah 29 Juli 1947 diharapkan dapat melestarikan nilai-nilai kejuangan yang tersirat didalamnya, sehingga dapat menginspirasi segenap prajurit TNI AU dalam melaksanakan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara melalui TNI AU dengan penuh semangat tanpa mengharapkan pamrih.

Secara administrasi perawatan Monumen “Perjuangan TNI AU” berada di bawah tanggung jawab Sub Seksi Monumen Kejuangan (Subsi Monjuang), Seksi Bimbingan dan Penyuluhan (Sibimluh) Muspurdila yang berada di Pangkalan Udara Adi Sutjipto. Selain digunakan untuk upacara ziarah sebagai rangkaian peringatan peristiwa 29 Juli 1947 yang diadakan setiap satu tahun sekali, monumen dapat dikunjungi masyarakat umum sebagai media pembelajaran sejarah kebangsaan khususnya sejarah TNI AU.

Monumen Perjuangan TNI AU

Pengabadian nilai-nilai kejuangan yang terkandung dalam peristiwa 29 Juli 1947 dalam bentuk monumen diprakarsai oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI R. Soerjadi Soerjadarma. Pembangunan monumen dilaksanakan di lokasi peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, di Desa Jatingarang, kelurahan Tamanan dekat desa Ngoto Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, sebelah tenggara kota Yogyakarta. Monumen yang dibangun berupa tugu yang dicat putih, dengan tinggi 4,5 meter, berbentuk batang tubuh segi enam kerucut yang menopang di atas lapik segi empat bersusun dua mengecil ke atas, di bagian bawah tugu bagian depan dilengkapi bahan granit yang bertuliskan nama-nama korban yang gugur pada peristiwa tersebut. Pada puncak tugu terpancang seekor burung Garuda merentangkan sayapnya. Area sekitar tugu dikelilingi pagar yang terbuat dari bambu. Pembangunan tugu diresmikan pada tanggal 1 Maret 1948. yang kemudian dikenal dengan nama Monumen “Ngoto” atau Tugu “Ngoto”.

Pada tahun 1981, mengingat lokasi Monumen “Ngoto” terlalu sempit untuk pelaksanaan kegiatan ziarah, maka Marsekal Ashadi Tjahjadi yang ketika itu menjabat sebagai Kasau melaksanakan pemugaran monumen. Pemugaran dilaksanakan dengan memperluas area sekitar monumen dan memugar tembok yang mengelilingi tugu sehingga keberadaan tugu menyatu dengan area sekitarnya. Untuk melengkapi Monumen “Ngoto” dibangun prasasti yang bertuliskan peristiwa penembakan pesawat Dakota VT-CLA lengkap dengan nama ketiga tokoh TNI AU yang turut gugur dalam peristiwa tersebut. Prasati dibangun sebagai latar belakang tugu. Selain itu, area tugu dilengkapi pula dengan taman kecil, tanah yang beralaskan rumput tempat pijakan ziarah diubah dengan diberi lapisan dari bata merah. Kemudian pagar bambu yang mengelilingi area sekitar tugu yang digunakan sebagai tempat ziarah diubah menjadi pagar tembok yang kokoh. Peresmian pemugaran monumen dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 1981 oleh Marsekal Ashadi Tjahjadi.

Pada awal tahun 2000, berdasarkan instruksi Kasau, Marsekal TNI Hanafie Asnan, Monumen “Ngoto” dipugar secara besar-besaran area lokasi monumen diperluas hingga menjadi 9.473 m2. Pemugaran yang dilaksanakan meliputi; enovasi tugu, pembangunan relief, pembanguna plaza, lapangan upacara, pembangunan pringgitan, pembangunan area pemakaman, perkantoran, dan fasilitas umum.

Bersamaan dengan peresmian pemugaran monumen yang dilaksanakan oleh Marsekal TNI Hanfie Asnan pada tanggal 17 Juli 2000, berdasarkan Surat Keputusan Kasau No. Skep /78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000, Monumen “Ngoto” secara resmi diubah menjadi Monumen “Perjuangan TNI AU”.

Pada tahun 2006 atas prakarsa Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Herman Prayitno, area monumen “Perjuangan TNI AU dilengkapi dengan Replika ekor pesawat Dakota VT-CLA. Peletakan replika ekor pesawat Dakota VT-CLA diresmikan pada tanggal 28 Juli 2006. Dengan adanya penambahan replika pesawat tersebut, kini keberadaan Monumen “Perjuangan TNI AU” semakin utuh memvisualisasikan peristiwa bersejarah 29 Juli 1947.

Keberadaan Monumen “Perjuangan TNI AU” yang secara utuh menggambarkan peristiwa sejarah 29 Juli 1947 diharapkan dapat melestarikan nilai-nilai kejuangan yang tersirat didalamnya, sehingga dapat menginspirasi segenap prajurit TNI AU dalam melaksanakan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara melalui TNI AU dengan penuh semangat tanpa mengharapkan pamrih.

Secara administrasi perawatan Monumen “Perjuangan TNI AU” berada di bawah tanggung jawab Sub Seksi Monumen Kejuangan (Subsi Monjuang), Seksi Bimbingan dan Penyuluhan (Sibimluh) Muspurdila yang berada di Pangkalan Udara Adi Sutjipto. Selain digunakan untuk upacara ziarah sebagai rangkaian peringatan peristiwa 29 Juli 1947 yang diadakan setiap satu tahun sekali, monumen dapat dikunjungi masyarakat umum sebagai media pembelajaran sejarah kebangsaan khususnya sejarah TNI AU.